MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA TENTANG JENIS-JENIS BUDAYA DI INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hasil
studi pendahuluan yang dilakukan penelitian menyatakan bahwa pembelajran PKn di
Sekolah Dasar masih banyak yang dilakukan secara konvesional (pembelajaran yang
berpusat pada guru) dan prestasi mata pelajaran PKn masih rendah. Hal ini
dikarenakan proses pembelajaran PKn selalu disajikan secara verbal melalui
kegiatan caramah, akibatnya pembelajaran kurang menarik dan membosankan. Pada
akhirnya, tingkat hasil belajar siswa dalam penguasaan materi kurang.
Undang-Undang
Dasar Republik Indonesia tahun 1945, pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap
Warga Negara berhak mendapat pendidikan dan pada ayat (3) menegaskan bahwa
pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu Sistem Pendidikan Nasional
yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa. Sesuai dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3
“ Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.
Pendidikan
merupakan salah satu upaya manusia untuk
meningkatkan kualitas hidupnya. Mutu pendidikan akan berpengaruh besar
terhadap lulusannya dan kemajuan suatu bangsa, untuk itu diperlukan kerjasama
antara seluruh stakeholder pendidikan untuk terus-menerus meningkatkan
mutu pendidikan. Salah satu upaya yang dapat di lakukan adalah dengan memberikan pembelajaran yang bermutu dan efektif. Agar tercipta proses pembelajaran yang lebih
baik dibutuhkan seorang guru yang professional. Guru yang professional adalah guru
yang memiliki sekumpulan bidang ilmu sebagai landasan dari sejumlah tehnik
dan prosedur yang unik. Sebagai contoh
seorang guru harus mempelajari psikologi, metode pembelajaran, dan lain-lain (Sardiman,
dalam M. Serian Iskandar : 2010).
Guru
merupakan ujung tombak pendidikan, terutama seorang guru SD yang merupakan guru
pertama dalam pendidiakn formal yang meletakkan beraneka macam pengetahuan sebagai
dasar pengetahuan siswa. Oleh sebab itu, sudah sepantasnya jika guru SD
mempunyai kemampuan dan tingkat profesionalisme yang tinggi dalam mengelola
pendidikan bagi para siswanya.
Undang-undang
RI. No. 20 Pasal 40 ayat (2) tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional berbunyi : Menciptakan
suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kuatif, dinamis dan dialogis. Mempunyai
komite secara professional untuk meningkatkan mutu pendidikan Memberi
teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi dan kedudukan seusia dengan
kepercayaan yang diberikan kepadanya.
Sementara
itu, dalam Peraturan Pemerintah No. 19 tentang Standar nasional Pendidikan.
Pasal 19, ayat (1) dinyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan memotivasi siswa. Hal ini
akan mengarahkan siswa untuk berpartisipasi aktif dalam belajar dan memberikan
ruang gerak yang cukup untuk prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta fisiologi siswa.
Berdasarkan
perundangan di atas hendaknya guru mengubah pradigmanya selama ini yakni dari
mengajar siswa menjadi membelajarkan siswa. Selain itu, menguasai berbagai
model/strategi pembelajaran yang dapat menciptakan suasana belajar yang aktif, menyenangkan
dan penuh kebermaknaan bagi para siswanya, hingga pada akhirnya dapat
meningkatkan mutu pendidikan.
Banyak model, metode dan strategi yang dapat
digunakna oleh guru dalam proses pembelajaran. Diantara sekian banyak model
pembelajaran, salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model
pembelajaran Picture and Picture.
Model
pembelajaran Picture and Picture
adalah salah satu model pembelajaran
yang inovatif, yang mampu memotivasi
siswa karena di dalam proses pembelajarannya didukung oleh alat-alat peraga
yang menarik. Alat peraga dalam hal ini berupa gambar yaitu alat peraga semi
konkret yang diharapakan mampu membantu anak untuk dapat mengingat materi
pelajaran dengan baik sehingga hasil
pembelajarannya menjadi lebih optimal. Sejauh
ini peneliti belum menemukan contoh pembelajaran Picture and Picture,
namun peneliti optimis model pembelajaran Picture
and Piture mampu menngkatkan prestasi belajar siswa.
B.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat
diidentifikasi faktor-faktor penyebab terjadi masalah rendahnya hasil belajar
siswa pada pembelajaran matematika tentang pengurangan semester ganjil tahun
2013/2014, antara lain :
1.
Apakah
guru sering menggunakan metode belajar yang konvensional ?
2.
Apakah
guru jarang menggunakan media yang menarik pada saat pembelajaran ?
3.
Apakah
siswa tidak dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran di kelas ?
4. Apakah proses pembelajaran di
kelas kurang menarik perhatian siswa ?
0 komentar:
Posting Komentar