Senin, 05 November 2018

Contoh Skripsi Pendidikan Ekonomi (Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS))

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Pendekatan Saintifik pada Pembelajaran Akuntansi di SMK Negeri 1 Surakarta


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

    Dalam kehidupan di era globalisasi yang semakin maju, pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan bangsa. Hal tersebut dikarenakan pendidikan merupakan salah satu tolok ukur kemajuan suatu bangsa. Bekal pendidikan yang cukup akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia demi terwujudnya cita-cita nasional dan pembangunan suatu bangsa dan negara. Pembangunan suatu negara akan berhasil apabila didukung sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas dapat dibentuk melalui pendidikan. Pendidikan yang cukup akan dapat membantu manusia dalam menambah pengetahuan dan keterampilannya serta dapat dipergunakan untuk membantu pelaksanaan pembangunan bangsa dan negara. Hal tersebut sejalan dengan pengertian pendidikan menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 yang menjelaskan bahwa : 

"Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, dirinya, masyarakat, bangsa dan negara“. 

      Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting untuk mempersiapkan generasi muda yang siap bersaing di era globalisasi ini, karena di masa mendatang akan semakin banyak tantangan yang harus dihadapi oleh setiap manusia dalam dinamika kehidupannya. Salah satu bentuk pelaksanaan pendidikan adalah melalui kegiatan pengajaran. Dalam pendidikan, pengajaran mempunyai peran yang besar, terutama di dalam pendidikan yang bersifat formal. Bila pengajaran diartikan sebagai perbuatan mengajar, maka tentunya ada guru yang mengajar dan ada peserta didik yang diajar atau belajar. Kegiatan belajar mengajar memiliki peranan penting dalam sistem pendidikan. 
Sekolah menjadi salah satu lembaga yang menyelenggarakan pendidikan secara formal, dimana di dalamnya berlangsung kegiatan belajar mengajar. Untuk itu, sekolah mempunyai peranan yang sangat penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui proses pembelajaran yang diselenggarakannya. Tujuan pendidikan nasional akan tercapai apabila ada usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan. Hal tersebut perlu dilakukan karena pendidikan bersifat dinamis sehingga diperlukan perbaikan secara terus-menerus pada sistem pendidikan. Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk dapat memperbaiki mutu pendidikan adalah dengan perbaikan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah telah melakukan upaya untuk
meningkatkan kualitas pendidikan nasional, misalnya melalui pembaharuan kurikulum pembelajaran, peningkatan kualitas tenaga pendidik, penataan manajemen pendidikan serta penerapan teknologi informasi pendidikan. Dewasa ini, salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan pemberlakuan Kurikulum 2013. 
   Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang baru-baru ini dikembangkan oleh pemerintah dalam rangka memperbaiki sistem pendidikan yang ada. Menurut Fadlillah (2014:16), Kurikulum 2013 adalah sebuah kurikulum yang dikembangkan untuk meningkatkan dan menyeimbangkan kemampuan softskills dan hardskills yang berupa sikap, keterampilan dan pengetahuan. Dengan penerapan Kurikulum 2013 diharapkan siswa memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik mengenai apa yang siswa peroleh dan siswa ketahui dari proses pembelajaran. Siswa akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, untuk memasuki masa depan yang lebih baik. Dalam kurikulum 2013 dinyatakan bahwa pendekatan yang digunakan pada kurikulum tersebut ialah pendekatan saintifik (scientific approach) dan tematik integratif. 
  Menurut Kemendikbud (2014) bahwa pendekatan saintifik merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang dirancang dengan mengorganisasikan pengalaman belajar siswa dengan urutan yang logis yang biasa disebut 5M yaitu meliputi proses pembelajaran: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, menalar/mengasosiasikan, serta mengomunikasikanpengalaman belajar yang telah dialami siswa. Dalam penelitian Machin (2014), dinyatakan bahwa pada pendekatan saintifik pola pembelajaran adalah berpusat pada peserta didik, bersifat interaktif dan dapat mendorong peningkatan kemampuan berpikir siswa. Akuntansi merupakan salah satu cabang IPS yang berperan penting dalam perkembangan sains dan teknologi. 
  Dalam pembelajaran akuntansi, siswa dituntun untuk dapat mengidentifikasikan kegiatan dan menganalisis data yang berkaitan dengan transaksi keuangan. Untuk itu, dalam pembelajaran akuntansi diperlukan suatu pemahaman yang mendalam supaya siswa mampu mengaplikasikan ilmunya tersebut di masa depan. Oleh karenanya, siswa dituntut untuk menguasai materi pelajaran akuntansi secara tuntas. Demi tercapainya pembelajaran akuntansi yang baik sesuai dengan kurikulum yang berlaku, maka tidak terlepas dari upaya peningkatan kualitas pembelajaran. Kualitas pembelajaran berkaitan erat dengan kualitas pemahaman siswa terhadap mata pelajaran yang diajarkan oleh guru. Berkaitan dengan hal tersebut, maka seorang guru akuntansi dituntut untuk dapat mengintegrasikan pengetahuan yang dimilikinya kepada siswa dengan menerapkan pembelajaran yang menunjang keaktifan siswa. Tidak hanya keaktifan siswa saja, namun pemahaman siswa terhadap mata pelajaran akuntansi juga harus diperhatikan. 
    Untuk itu seorang guru diharapkan mampu menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran akuntansinya. Dalam kaitannya dengan pemberlakuan kurikulum yang baru, dewasa ini masih dijumpai permasalahan bahwa penerapan pembelajaran akuntansi di sekolah belum sepenuhnya mengacu pada kurikulum 2013. Hal tersebut dikarenakan belum tersedianya fasilitas berupa bahan ajar yang mendukung penerapan kurikulum 2013 di sekolah tersebut. Akibatnya pembelajaran lebih berpusat pada guru dan bersifat konvensional. 
   Permasalahan tersebut juga dinyatakan dalam penelitian Rosida dan Rochmawati (2015) yang menjelaskan bahwa pemahaman siswa kurang dikarenakan bahan ajar yang tersedia kurang memadai, dan kurang menunjang penerapan pendekatan saintifik dalam pengimplementasian Kurikulum 2013. Selain itu, Arini dan Susanti (2015) dalam penelitiannya juga mengungkapkan bahwa bahan ajar berupa modul yang digunakan di salah satu SMK Negeri di Surabaya yang sudah menerapkan Kurikulum 2013 belum memuat pendekatan saintifik, namun masih menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). 
     Kurikulum 2013 dalam konsepnya adalah mengacu pada keaktifan siswa. Seperti yang dinyatakan dalam penelitian Arliyah dan Ismono (2015), “curriculum 2013 is developed with improvement of the learning pattern that from teacher-centered to learner centered learning”, artinya kurikulum 2013 dikembangkan dengan perbaikan pola pembelajaran dari pembelajaran yang berpusat pada guru ke pembelajaran yang berpusat pada siswa. Namun, apabila dibandingkan dengan permasalahan yang telah diungkapkan maka dapat diketahui bahwa telah terjadi kesenjangan yang menunjukkan bahwa bahan ajar yang ada sekarang belum relevan dengan Kurikulum 2013. Akibatnya, keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih belum tampak, dan menjadikan pemahaman siswa hanya sebatas menghafal konsep. 
   Padahal belajar akan lebih bermakna bila siswa mengalami sendiri apa yang dipelajarinya, bukan hanya sekedar mengetahuinya. Berkaitan dengan penerapan kurikulum 2013, pembelajaran konvensional dirasa kurang efektif untuk memberikan pemahaman terhadap siswa tentang konsep pembelajaran akuntansi. Oleh karena itu, diperlukan suatu cara untuk dapat memberikan pemahaman yang efektif kepada siswa, hal tersebut salah satunya dapat dilakukan dengan memperbaiki bahan ajar yang digunakan oleh guru dalam mengajar. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Dinny dan Susanti (2015) yang menyatakan bahwa dalam implementasi kurikulum 2013 diperlukan suatu bahan ajar yang inovatif, kreatif, dan sesuai dengan kurikulum 2013 sehingga mampu menarik perhatian peserta didik untuk secara aktif mempelajari materi akuntansi.

File selengkapnya bisa anda dapatkan dengan mengirim email 👉 (andinicallista06@gmail.com) 

0 komentar:

Posting Komentar